sukagilagilaan.blogspot.com

Selasa, 26 Februari 2013

Kertasku


Aku lahir di atas lembran kertas putih
Tanpa noda
Tak ada sdikit pun goresan 
Aku terlahir dari berjuta kasih sayang
Lahir di dalam tatapan pelangi 
Tapi aku menangis sekeras mungkin
Warna akan tergambar di kertas itu
Takut tak kuasa menahan semua goresan
Jerit tangisku tak mereka hiraukan
Hingga kini,
Aku menuju kedewasaan
Beribu kali tergores tinta hitam di kertas itu
Semua penderitaan tergambar 
Yang nantinya akan terus tergores
Sampai akhirnya,
Akan tertulis dengan tinta merah
Pertanda akhir dari penderitaanku

Senin, 25 Februari 2013

Usapan Kesepian


Ketika hati ini merasa sepi
Tanganku menekan dinding penderitaan
Begitu sunyi
Sentuhan jemariku membawa air mata
Bunyi yang sunyi kian menghampiri
Merenggut cibiran puing hati
Detik demi detik ku rasakan
Kunikmati layaknya curahanku tentangku
Teringat sosok malaikat tak bersayap 
Mengusap dahi dan jemari tanganku
Air mataku tertuju slalu untuknya
Tuhan... 
Bahagiakan lah malaikat ku di sana
Seperti ia membahagiakan ku di dunia
Penuh dengan goresan tinta merah
Penuh akan setan berwujud manusia
Ketahuilah Tuhan,
Aku sangat sangat rindu belaiannya
Jika ku hitung,
Berapa banyak do'aku untuknya
Tanda kasih ku padanya

Sabtu, 16 Februari 2013

Nyanyian Jelata

Sungguh sakit hati ini
Kau telah menindas impian ini
Kami sadar
Lebih tinggi derajatmu dari kami
Dunia ini
Bagaikan mimpi yang kuarungi
Karena yang terjadi
Sudah takdir dari Yang Kuasa
Haruskah semua ini
Menjadi saksi kejamnya hidup ini
Memang tak ada lagi
Cahaya putih yang menerangi kami
Sungguh resah diri ini
Mengapa semua ini harus terjadi
Apa semua ini
Cobaan hidup yang harus aku lewati
Haruskah ini terjadi
Kepada hidup yang kualami ini
Diri ini memohon
Padamu Tuhan yang kupuja-puji

Kamis, 14 Februari 2013

Sebut Saja Bunga

Sepi karena tak ada yang mencinta
Tumbuh di padang kehampaan
Berkembang untuk dirinya
Tak sederhana
Tapi tetap bertahan
Seperti kelam dalam kesendirian
Tangannya melambai seirama angin
Ketika sepi hanyalah lunglai
Menunduk meratapi kesendirian
Berharap bisa pergi
Berharap bisa lari
Berharap bisa teriak sekeras mungkin
Tapi hanya bisa terpaku
Tak seorang pun menyukainya
Cinta yang semestinya
Ternyata tiada
Jatuh termakan cinta semu
Tersapu derita semesta
Sebut saja bunga