Plenthes |
Ketika air mataku telah habis, tidak akan ada lagi bentuk kesedihanku.
Namun tidak akan menjadi alasan untuk menjadikan diriku untuk berhenti
menangis. Darahku pun terpaksa mengatakan segala kesedihan yang kupunya. Saat
aku ingin menghentikan air mata darah itu, dia tidak mau berhenti dan terus
menuntut dan memaksa keluar.
Air mata darah itu terus mengalir dengan derasnya. Bahkan saat aku
tertawa, air mata darah itu terus menetes. Aku tidak mengerti bagaimana cara
menghentikannya. Sepertinya dia juga ikut merasakan segala keterpurukanku. Saat
kutanya mengapa? Dia hanya tertunduk dengan ekspresi muka sedih yang
mengerikan.
Kini aku menjadi mayat yang bersikeras untuk hidup. Selalu mencoba untuk
senyum dan tertawa. Meski selalu berisi tangis dalam setiap inchi wajah
bahagiaku.
Aku mulai merasa lelah dan mencoba untuk membunuh air mata darah itu.
Masih ada alasan lagi untuk membuatku bangkit dari persemayamanku. Aku masih
harus mengisi kekosongan-kekosongan yang mulai dilupakan orang pada umumnya.
Hanya air mata darah ini yang selalu mengerti keadaanku dan setia
menemaniku. Baiklah air mata darahku, aku percaya padamu. Namun kau harus
mengikuti semua rencanaku untuk menyelesaikan semua ini dan menuju ke jalan
terjal selanjutnya.
#pengaranggila
#pengaranggila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar