sukagilagilaan.blogspot.com

Jumat, 08 Januari 2016

Rongga Jemari Cewek Itu



Malam itu sudah larut banget, aku lupa jam berapa. Aku duduk bersila di atas karpet, di teras sebuah bangunan tua, tanpa jaket, aku hanya mengenakan kaos dan jeans jebol-jembol. Aku merasakan tubuhku lemas, aku menyandarkan tubuhku ke dinding. Aku mulai menyulutkan api ke ujung batang nikotin yang kuemut ujung lainnya. Kunikmati sedotan pertama, kurasakan asap memenuhi paru-paruku. Lalu asap itu kutiupkan kembali keluar tubuhku sambil melihat ke sekelilingku

Di depanku hanya terlihat dinding, ku tolehkan kepalaku ke kanan terlihat pekatnya malam. Teman-temanku sudah tidur semua, posisinya tidak beraturan dan memang biasanya juga seperti itu. Aku kembali menyandarkan kepalaku ke dinding, kupejamkan mata sambil ku nikmati setiap sedotan nikotin itu.

Angin mulai menusuk kulit menembus tulang. Tak lama kemudian gerimis mengetuk-ketuk genteng di atas kepalaku “tik, tik, tik”. Malam itu aku benar-benar kedinginan. Aku mencari-cari dengan menoleh-nolehkan kepalaku. Oh, ternyata jaketku dipakai selimut temanku. Aku bersandar kembali, kulingkarkan tangan kiriku di depan dadaku. Aku terus menikmati nikotin itu sambil memejamkan mata.

Hujan semakin deras dan suaranya semakin mengerikan, “Srraaaa…”. Tubuhku semakin kedinginan. Seluruh tubuhku merinding. Aku mulai tidak bisa merasakan telapak kakiku. Sampai sebatang nikotin ditanganku bergetar seraya getaran tanganku. Sedotan demi sedotan aku menikmati sebatang nikotin itu sambil menahan dingin. Aku benar-benar tidak kuat. Apa yang harus kulakukan? Aku seperti orang sakau saai itu.

Aku dikejutkan oleh sesuatu yang bergerak di pahaku. Aku spontan melihatnya, ternyata jempol tangan “cewek itu” bergerak-gerak di pahaku yang terbungkus jeansku, kelihatannya dia belum tidur. Saat itu dia tengkurap dengan menghadapkan kepalanya ke lantai bertumpu dengan tangan kirinya. Tangan kanannya yang membuat aku kaget tadi. 

Rasanya benar-benar geli. Aku mencoba menahan, tapi semakin menahnya aku merasa semakin geli. Aku mencoba menghentikan tangannya dengan tangan kiriku. Dengan cepat aku memegang tangannya, untuk menjauhkannya dari pahaku. Tapi aku tidak tahu kenapa pegangan yang kulakukan terasa begitu nyaman.

Gerakan jempolnya kini kurasakan bergerak di atas jempolku. Semakin lama semakin nyaman. Ini sepetri mimpi. Aku coba menggerakkan jempolku juga menyentuk jari telunjuknya, rasanya begitu halus, aku mulai mengelu-elusnya. Sangat lembut, aku sampai melupakan kalau saat itu aku kedinginan. Aku tidak tahu, tapi tiba-tiba jari-jariku masuk ke rongga jari-jarinya. Dia hanya diam, gerakan jarinyapun berhenti. Tapi ini begitu nyaman, sangat nyaman. Aku merebahkan tubuhku dengan tanpa melepas tanganku dari tangannya. Dan aku tertidur.

Tidak tahu berapa lama aku tertidur, aku kaget dia tiba-tiba terbangun dan melepaskan pegangan tanganku. Aku tidak tahu dia mengingatnya atau tidak. Aku takut, apakah dia marah padaku? Oh, aku telah melakukan kesalahan besar. Apa yang telah kulakukan? Aku benar-benar takut. Apakah dia akan memaafkanku?

Aku coba menenangkan diri dan memejamkan mataku. Aku sangat gelisah saat itu. Aku ingin cepat tertidur. Aku ingin hilang ingatan seketika. Apa yang harus kulakukan? Meminta maaf padanya? Kalau dia tidak menyadari perbuatanku malah aneh. Oh, aku benar-benar bingung.

Aku tidak ingat kapan aku tertidur. Saat aku membuka mata, mata hari sudah keluar seperti menertawakanku.

Faiz Palker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar